Sejarah Akuntansi Syariah
ABSTRAK
Sejarah
Akuntansi Syariah
Manajemen
Keuangan dan Perbankan Syariah
Vahrul
Rozie (20171113018)
STIE
INDONESIA BANKING SCHOOL
Akuntansi
sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi dan sudah ada dalam Alquran. Itu dimulai
dengan transaksi yang tidak dilakukan secara tunai atau akun piutang yang
membutuhkan pembukuan yang cermat dan sistematis. Prinsip - prinsip akuntansi telah
mewujudkan prinsip-prinsip konservatif, historis, dan material. Prinsip
akuntansi syariah adalah aturan keputusan umum yang diturunkan dari tujuan
pelaporan keuangan dan konsep akuntansi Syariah yang mengatur pengembangan
teknik akuntansi Syariah. Dalam praktiknya, prinsip-prinsipnya penuh dengan prinsip
pengungkapan, prinsip konsistensi, prinsip dasar akrual, dan prinsip nilai
tukar saat ini.
Kata
kunci: akuntansi, prinsip, sejarah.
Pendahuluan
Sistem
ekonomi Islam berkembang diikuti oleh perkembangan akuntansi Islam sebagai
penopang sistem. Akuntansi Islam berkembang karena penerapan sistem ekonomi
islam khususnya dalam dunia bisnis, misalnya keuangan, perbankan, asuransi dan
perusahaan lainnya. Dengan berkembangnya wacana akuntansi Islam, mahasiswa sebagai
akademis muslim harus ikut membuka wacana akuntansi Islam mulai dari aspek
sejarah, filosofis, dasar pemikirian, konsep hingga implementasinya di dunia
praktik. Mempelajari dan menerapkan Akuntansi Syari'ah, pada hakekatnya adalah
belajar dan menerapkan prinsip keseimbangan (balance) atas transaksi atau
perkiraan atau rekening yang telah dicatat untuk dilaporkan kepada yang berhak
mendapatkan isi laporan. Islam adalah cara hidup yang berimbang dan koheren,
dirancang untuk kebahagiaan (falah) manusia dengan cara menciptakan
keharmonisan antara kebutuhan moral dan material manusia dan aktualisasi
sosio-ekonomi, serta persaudaraan dalam masyarakat manusia. Triyumono
menyatakan bahwa Akuntansi Syari'ah merupakan salah satu upaya mendekonstruksi
akuntansi modern ke dalam bentuk humanis dan syarat nilai. Akuntansi syari’ah
sangat berkesinambungan dengan kegiatan ekonomi. Akuntansi syari’ah bisa di
artikan sebagai kegiatan mencatat atau merekam segala aktifitas ekonomi yang
berpedoman atas landasan Syari’ah. Sebagaimana dalam buku A Statment Of Basic Acconting Theory dinyatakan Akuntansi adalah
proses mengidentifikasi mengukur dan menyampaikan informasi Ekonomi sebagai
bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para
pemakainya 1 . Sedangkan syariat yang seperti di ungkapkan oleh Al-Syatibi
dalam kitab Al-Muwwafakat bahwa sesungguhnya syariat itu di tetapkan bertujuan
Pembahasan
Pada
awalnya akuntansi merupakan bagian dari ilmu pasti, yaitu bagian dari ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan masalah hukum alam dan perhitungan yang
bersifat memiliki kebenaran absolute. Sebagai bagian dari ilmu pasti yang perkembangannya
bersifat akumulatif, maka setiap penemuan metode baru dalam akuntansi akan
menambah dan memperkaya ilmu akuntansi tersebut. Bahkan pemikir akuntansi pada
awal perkembangannya merupakan seorang ahli matematika seperti kluca Paciolli
dan Musa Al-Khawarizmy. Akuntansi yang kita kenal sekarang di klaim berkembang
dari peradaban barat (sejak Paciolli) padahal apabila dilihat secara mendalam
dari proses lahir dan perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan
masyarakat atau peradaban sebelumnya yunani maupun Arab Islam. Perkembangan
akuntansi dengan domain arithmetic qualitynya sangat ditopang oleh ilmu lain
khususnya arithmetic, algebra, mathematichs, alghoritm pada abad ke 9M. ilmu
ini lebih dahulu berkembang sebelum perkembangan bahasa. Ilmu penting ini
ternyata dikembangkan oleh filosofi Islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf Ya’kub
bin Ishaq Al Kindi yang lahir tahun 801M. juga Al Karki (1020) dan
Al-Khawarizmy yang merupakan asal kata dari alqhorithm, algebra juga berasal
dari kata Arab yaitu “al jabr”. Demikian juga penemuan Al-khawarizmy yang
disebut angka arab sudah dikenal sejak 830M, yang sudah diakui oleh Hendriksen
penulis buku”Accounting theory” merupakan sumbangan arab Islam terhadap
akuntansi. Kita tidak bisa membayangkan apabila neraca disajikan dengan angka
romawi, misalnya angka 1843 akan ditulis MDCCCXLIII. Bagaimana jika kita
menyajikan neraca IBM yang memerlukan angka triliunan? Sebenarnya, Al
Khawarizmy lah yang memberikan kontribusi besar bagi perkembangan matematika
modern Eropa. Akuntansi Modern yang dikembangkan dari persamaan algebra dengan
konsep-konsep dasarnya untuk digunakan memecahkan persoalan pembagian harta
warisan secara adil sesuai dengan syari’ah yang ada di AlQur’an, perkara hukum
dan praktik bisnis perdagangan. [ 29 ] Jurnal Khatulistiwa – Journal Of Islamic
Studies Volume 4 Nomor 1 Maret 2014 Sebenarnya, sudah banyak pula ahli akuntan
yang mengakui keberadaan akuntansi Islam itu, misalnya RE Gambling, William
Roget, Baydoun,Hayashi dari jepang dan lain lain. Seperti Paciolli dalam
memperkenalkan system double entry melalui ilmu matematika. Sistem akuntansi
dibangun dari dasar kesamaan akuntansi Aset=Liabilittas+Ekuitas. Karena aljabar
ditemukan pertama tama oleh ilmuwan muslim di zaman keemasan Islam, maka sangat
logis jika ilmu akuntansi juga telah berkembang pesat di zaman itu, paling
tidak menjadi dasar perkembangannya (Nurhayati, 2013: 80-81).
Paciolli,
seorang ilmuwan dan pengajar di beberapa universitas yang lahir di Tuscany-
Italia pada tahun 1445, merupakan orang yang dianggap menemukan persamaan akuntansi
untuk pertama kali pada tahun 1494 dengan bukunya: Summa de Arithmetica
Geometria et Proportionalita (A Review of Arithmetic, Geometry dan
Proportions). Dalam buku tersebut, beliau menerangkan mengenai double entry
book keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir
seluruh kegiatan rutin akuntansi yang kita kenal saat ini seperti penggunaan
jurnal, buku besar (ledger) dan memorandum. Pada penjelasan menegenai buku
besar telah termasuk mengenai aset, utang, modal, pendapatan dan beban. Ia juga
telah menjelsakan mengenai ayat jurnal penutup (closing entries) dan
menggunakan neraca saldo (trial balance) untuk mengetahui saldo buku besar
(ledger). Penjelasan ini memberikan dasar yang memadai untuk akuntansi, etika
juga akuntansi biaya. Sebenarnya, Luca Paciolli bukanlah orang yang menemukan
double entry book keeping system, mengingat sistem tersebut telah dilakukan sejak
adanya perdagangan antara Venice dan Genoa pada awal abad ke- 13 M setelah
terbukanya jalur perdagangan antara Timur Tengah dan kawasan Mediterania.
“Menurut sejarahanya, kita mengetahui bahwa
sistem pembukuan double entry muncul di Italia pada abad ke- 13. Itulah catatan
yang paling tua yang kita miliki mengenai sistem akuntansi “double entry” sejak
abad ke- 13 itu. Namun adalah mungkin sistem double entry sudah ada
sebelumnya”. Hendriksen, dalam buku “Accounting Theory” menulis: “...the
introduction of Arabic Numerical greatly facilitated the growth of accounting
“. (penemuan angka arab sangat membantu perkembangan akuntansi). Kutipan ini
menandai anggapan bahwa sumbangan Arab terhadap perkembangan disiplin akuntansi
sangat besar. Dapat kita catat bahwa penggunaan angka Arab mempunyai andil
besar dalam perkembangan ilmu akuntansi. Artinya besar kemungkinan bahwa dalam
peradaban Arab sudah ada metode pencatatan akuntansi. Bahkan mungkin mereka
yang memulainya. Bangsa Arab pada waktu itu sudah memiliki administrasi yang
cukup maju, praktik pembukuan telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum,
buku kas, laporan periodik dan penutupan buku. Lieber (dalam Boydoun, 1968),
menyatakan bahwa para pemikir di Italia memiliki pengetahuan tentang bisnis
yang baik disebabkan hubungannya dengan rekan bisnis muslimnya. Bahkan, Have
(1976) mengatakan bahwa Italia meminjam konsep double entry dari Arab.
Para
ilmuwan muslim sendiri telah memberikan kontribusi yang besar, terutama dengan penemuan
angka nol dan konsep perhitungan desimal. Mengingat orangorang Eropa mengerti
aljabar dengan menerjemahkan tulisan dengan bangsa Arab, tidak mustahil bahwa
merekalah yang pertama kali melakukan book keeping (Heaps dalam Napier, 2007).
Para pemikir Islam itu antara lain: Al Kashandy, Jabir Ibnu Hayyan, Ar Razy, Al
Bucasis, Al Kindy, Al Khawaizmy, Avicenna, Abu Bacer dan Al Mazendarany.
Transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi pada masyarakat Arab
menarik sejumlah kalangan ilmuwan dari Eropa seperti Leonardo Fibonacci da Pisa
yang melakukan perjalanan ilmiahnya ke Timur Tengah. Dialah yang mengenalkan
angka Arab dan aljabar atau metode perhitungan ke benua Eropa pada tahun 1202
melalui bukunya yang berjudul “Liber Abacci” serta memasyarakatkan penggunaan
angka Arab tersebut pada kehidupan sehari- hari termasuk dalam kegiatan ekonomi
dan transaksi perdagangan. Semantara teknik tata buku berpasangan di Eropa itu
sendiri dimulai pada tahun 1135 M di Palermo, Sicily, Italia yang menunjukan
dominasi pengaruh pencatatan pembukuan Arab. Selain dari bangsa Eropa yang
belajar ke Timur Tengah, pedagang- pedagang Muslim pun tak kalah andilnya di
dalam mensyiarkan (transformasi) ilmu pengetahuan. Ini dimungkinkan, mengingat
kekuasaan Islam saat itu telah menyebar hampir separuh daratan Eropa dan
Afrika, dari Jazirah Arab meluas ke Byzantium, Mesir, Suriah, Palestina, Irak
(Mesopotamia, Persia, seluruh Afrika Utara) berlanjut ke Spanyol dengan
penyerbuan pasukan yang dikomandani Panglima Jabal Thariq (kemudian dikenal
dengan selat Giblartar), ke Italia dan daerah- daerah Asia Timur sampai
perebatasan Cina.
Telah
disebutkan di awal bab ini bahwa akuntansi sebagai bagian dari ilmu sosial
(social science), memungkinkan terjadinya pengulangan (repetion) di berbagai
masyarakat, sehingga keterlibatan akuntansi syari’ah dalam perkembangan
akuntansi konvensional atau pun sebaliknya masih diperdebatkan hingga saat ini
(Nurhayati, 2013: 82-85)
Kesimpulan
Akuntansi
yang kita kenal sekarang di klaim berkembang dari peradaban barat (sejak
Paciolli) padahal apabila dilihat secara mendalam dari proses lahir dan
perkembangannya, terlihat jelas pengaruh keadaan masyarakat atau peradaban
sebelumnya yunani maupun Arab Islam. Perkembangan akuntansi dengan domain
arithmetic qualitynya sangat ditopang oleh ilmu lain khususnya arithmetic,
algebra, mathematichs, alghoritm pada abad ke 9M. ilmu ini lebih dahulu
berkembang sebelum perkembangan bahasa. Ilmu penting ini ternyata dikembangkan
oleh filosofi Islam yang terkenal yaitu Abu Yusuf Ya’kub bin Ishaq Al Kindi
yang lahir tahun 801M. juga Al Karki (1020) dan Al-Khawarizmy yang merupakan
asal kata dari alqhorithm, algebra juga berasal dari kata Arab yaitu “al jabr”.
Demikian juga penemuan Al-khawarizmy yang disebut angka arab sudah dikenal
sejak 830M, yang sudah diakui oleh Hendriksen penulis buku”Accounting theory”
merupakan sumbangan arab Islam terhadap akuntansi. Kita tidak bisa membayangkan
apabila neraca disajikan dengan angka romawi, misalnya angka 1843 akan ditulis
MDCCCXLIII. “Menurut sejarahanya, kita mengetahui bahwa sistem pembukuan double
entry muncul di Italia pada abad ke- 13. Itulah catatan yang paling tua yang
kita miliki mengenai sistem akuntansi “double entry” sejak abad ke- 13 itu.
Namun adalah mungkin sistem double entry sudah ada sebelumnya”. Hendriksen,
dalam buku “Accounting Theory” menulis: “...the introduction of Arabic Numerical
greatly facilitated the growth of accounting “. (penemuan angka arab sangat
membantu perkembangan akuntansi). Kutipan ini menandai anggapan bahwa sumbangan
Arab terhadap perkembangan disiplin akuntansi sangat besar. Dapat kita catat
bahwa penggunaan angka Arab mempunyai andil besar dalam perkembangan ilmu
akuntansi. Artinya besar kemungkinan bahwa dalam peradaban Arab sudah ada
metode pencatatan akuntansi. Bahkan mungkin mereka yang memulainya. Bangsa Arab
pada waktu itu sudah memiliki administrasi yang cukup maju, praktik pembukuan
telah menggunakan buku besar umum, jurnal umum, buku kas, laporan periodik dan
penutupan buku. Lieber (dalam Boydoun, 1968), menyatakan bahwa para pemikir di
Italia memiliki pengetahuan tentang bisnis yang baik disebabkan hubungannya
dengan rekan bisnis muslimnya. Bahkan, Have (1976) mengatakan bahwa Italia
meminjam konsep double entry dari Arab.
Daftar pustaka
apriyanti, h. w. (2017). AKUNTANSI
SYARIAH : SEBUAH TINJAUAN ANTARA TEORI DAN PRAKTIK.
sari, n. (2014). akuntansi syariah.Dosen IAIN Pontianak.
wartoyo. (n.d.). Akuntansi Syari’ah : Sebuah Tinjauan
Historis.
Komentar
Posting Komentar