Review Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan keuangan Syariah
KERANGKA DASAR
PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH
Tujuan dan
peranan
Tujuan utama dari
kerangka dasar ini adalah untuk menyajikan konsep penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi para penggunanya.
Adapun turunan dari
tujuan lainnya adalah
a.
Sebagai standard akuntansi keuangan syariah dan
pelaksanannya
b.
Penyusunan laporan keuangan syariah
c.
Sebagai auditor laporan keuangan sesuai dengan prinsip
d.
Para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi laporan
keuangan disusun dengan standard
akuntansi syariah.
Kerangka dasar ini
bukan dijadikan sebagai acuan standard akuntansi keuangan karena tidak mendefinisikan standard untuk
permasalahan pengukuran.
Ruang lingkup
Laporan keuangan
disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi
kebutuhan sejumlah besar pengguna. Karena itu laporan keuangan harus disusun
dan disajikan dengan mempertimbangkan kebutuhan mereka.
Laporan keuangan yang
lengkap dari kegiatan komersial meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi komprehensif, laporan perubahan posisi keuangan. Maupun atas kegiatan
social meliputi laporan sumber dan pengguna dana zakat, laporan sumber dan
pengguna dana kebajikan.
Pengguna dan
kebutuhan informasi
Pengguna laporan
keuangan meliputi investor, pemilik dana qardh, pemilik dan a syirkah temporer,
pemilik dana titipan, pembayar dan penerima ziswaf, pengawas syariah, karyawan,
pemasok dan mitra usaha, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
Laporan yang disajikan
bersifat umum dan tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap
pengguna.
Manajemen entitas
syariah memikul tanggung jawab utama dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan entitas syariah. Manajemen juga berkepentingan dengan informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan meskipun memiloki akses terhadap informasi
manajemen dan keuangan tambahan yg membantu dalam melaksanakan tanggung jawab
perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Paradigma
transaksi syariah
Paradigm ini
menekankan agar setiap aktivitas memiliki akuntabilitas dan nilai ilaihhi, itu
akan membentuk integritas terbentuknya karakter tata kelola yg baik dan
dsiiplin pasar yg baik.
Asas transaksi syariah
a.
Prinsip persaudaraan esensinya menata interaksi social
dan harmonisasi kepentingan para pihak dengan semangat tolong menolong dan
memperoleh manfaat.
b.
Prinsip keadilan esensinya menempatkan sesuatu pada
tempatnya. Implementasi keadilan dalam kegiatan usaha berupa aturan prinsip
muamalah yg bebas riba, zalim, maysir,
gharar, dan haram.
c.
Prinsip kemaslahatan esensinya adalah segala bentuk
kebaikan dan manfaat yg berdimensi duniawi dan ukhrawi dan memenuhi dua unsur
yakni kepatuhan syariah yg bermanfaat dan membawa kebaikan
d.
Prinsip keseimbangan esensinya adalah meliputi
material dan spiritual, privat da public, keuangan dan riil, bisnis dan social.
Serta transaksi yg memfokuskan pada kebutuhan semua pihak yg dapat merasakan
manfaat suatu kegiatan ekonomi.
e.
Prinsip universalisme esensinya tidak membeda bedakan
pihak, akan tetapi semua pihak dapat merasakan manfaaatnya.
Karakteristik
transaksi syariah
Implementasi transaksi
harus sesuai dengan karakteristiknya
yaitu
a.
Saling ridha
b.
Objeknya halal dan thayyib
c.
Uang bukan sebagai komoditas
d.
Tidak riba, maysir,zalim, gharar dan haram
e.
Tidak menganut prinsip time value of money
f.
Transaksi dilakukan sesuai dengan perjanjian yg jelas,
tidak melakukan dua transaksi bersamaan
g.
Tidak ada rekayasa penjualan maupun rekayasa penawaran
h.
Tidak mengandung unsur rishwah
Tujuan laporan
keuangan
Tujuan utamanya adalah
menyediakan informasi yang menyangkutn posisi keuangan, perubahan posisi
keuangan yg bermanfaat bagi para pengguna laporan keuangan dan berguna untuk
pengambilan keputusan ekonomi. Selain itu turunan dari tujuan lain adalah
a, meningkatka
kepatuhan pada prinsip syariah
b. informasi kepatuhan
entitas syariah
c. informasi untuk
mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab enttitas syariah terhadap amanah dalam
mengamankan dana.
d. informasi terkait
tingkat keuntungan investasiyg diperoleh, terkait mengenai pemenuhan kewajiban
fungsi social entitas syariah.
Posisi keuangan,
kinerja, dan perubahan posisi keuangan
Keputusan ekonomi yg
diambil pengguna laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan entitas
syariah dalam menghasilkan kas atau setara kas . kemampuan ini akhirnya
menentukan misalnya kemampuan pembayaran kepada para karyawan dan pemasok,
pembayaran kewajiban dan pembagian penghasilan kepada para pemilik.
Posisi keuangan
entitas syariah dipengaruhi oleh sumber daya yg dikendalikan struktur keuangan,
likuiditas, dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi
kemampuan entitas syariah dalam pemenuhan komitmen keuanganna pada saat jatuh
tempo, likuiditas terkait ketersediaan kas jangka pendek dimasa depan dan
solvabilitas terkait ketersediaan kas jangka panjang untuk memenuhi komitmen
saat jatuh tempo.
Informasi kinerja
entitas syariah terutama profitabilitas diperlukan untuk menilai potensi sumber
daya ekonomi yg mungkin dikendalikan di
masa depan, dan itu juga dapat dijadikan bahan pertimbangan tentang efektivitas
dalam pemanfaatan tambahan sumber daya.
Laporan perubahan
posisi keuagan bermanfaat untuk menilai aktivitas investasi, pendanaan, dan
operasi selama periode pelaporan.
Asumsi dasar
Laporan keuangan
disusun atas dasar akrual, pengaruh transaksi diakui pada saat kejadian dan
diakui dalam catatan akuntansi serta dilaporkan pada laporan keuangan periode
bersangkutan. Laporan keuangan disusun sesuai akrual tidak hanya melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga lialibilitas pembayaran di masa depan
serta sumber daya yg menggambarkan kas yg akan didapat di masa depan.
Karakteristik
kualitatif laporan keuangan
Karakteristik
kualitatif dari laporan keuangan adalah harus dapat dipahami, relevan,
keandalan, dan dapat dibandingkan. Dan pada intinya adalah data yg ditampung dapat dipahami oleh penggunanya.
Laporan keuangan harus
relevan demi memenuhi kebutuhan pengguna
laporan keuangan guna mengambil keputusan maupun membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu maupun masa depan.
Laporan keuangan juga
harus handal, dalam arti bebas dari kesalahan data datanya, peyajian data yg
jujur apa adanya, bersifat netral karna informasi tidak boleh mengungguli pihak
tertentu saja, serta kelengkapan data.
Laporan keuangan juga
harus dapat dibandingkan dengan entitas syariah lainnya , oleh karena itu
pengukuran dan penyajian harus secara
konsisten untuk entitas syariah tersebut, antar periode entitas syariah yg
sama, untuk entitas syariah yg berbeda, maupun dengan entitas lain.
Unsur unsur laporan keuangan
Laporan keuangan
mercerminkan kegiatan komersial
1.
Laporan posisi keuangan
2.
Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
3.
Laporan arus kas
4.
Laporan perubahan ekuitas
Laporan keuangan
mencerminkan kegiatan social
1.
Laporan sumber dan penyaluran dana zakat
2.
Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan
Posisi keuangan
Unsur yg berkaitan
dengan pengukuran posisi keuangan adalah aset, liabilitas, dana syirkah
kontemporer dan ekuitas.
Aset, entitas syariah
biasanya menggunakan aset untuk memproduksi barang dan jasa yg dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan, sehingga pelanggan bersedia memberi sumbangan kepada arus
kas entitas syariah, kas itu sendiri nantinya akan di putar ke sumber daya yg
lain.
Selain itu aset dapat
dipertukarkan dengan aset lain, bisa juga dijadikan cara penyelesian masalah
liabilitas.
Liabilitas, kewajiban
yg timbul atas transaksi di masa lalu, missal pembelian barang atau jasa,
menimbulkan utang usaha, sehingga menimbulkan liabilitas untuk membayar utang
tersebut.
Dana syirkah temporer,
dana yg diterima suatu entitas syariah yg mana dana tersebut ada hak untuk di
putar untuk mendapatkan keuntungan , yg mana keuntungan tersebut harus di bagi
hasilkan sesuai proporsi yg telah di setujui di awal. Dana syirkah tidak dapat
disamakan dengan liabilitas karena tidak berkewajiban ketika mengalami kerugian
untuk mengembalikan dana awal, kecuali karena ada kelalaian atau wanprestasi.
Ekuitas, jumlah
ekuitas yg ditampilkan dalam laporan keuangan bergantung pada pengukuran aset
liabilitas, dan dana syirkah temporer. Biasanya hanya factor kebtulan lah jika
jumlah ekuitas sama dengan jumlh nilai pasar keseluruhan dari saham entitas syariah
dapat diperoleh dengan melepaskan seluruh aset satu per satu atau keseluruhan
untuk kelangsungan usaha.
Kinerja, penghasilan
bersih sering digunakan sebagai ukuran kinerja. Unsur yg langsung berkaitan
dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban. Penyajian
penggabungan pos penghasilan dan pos
beban pada laporan laba rugi juga
dilakukan dengan cara yg berbeda. Missal laporan laba rugi dapat menyajikan
laba bruto, laba neto, dari aktivitas sebelum pajak maupun setelah pajak.
Penghasilan,
definisinya meliputi pendapatan (revenue) ataupun keuntungan (gains). Timbul dari
aktivitas entitas syariah biasa dikenal sebutan berbeda penjualan, penghasilan
jasa, bagi hasil, dividen, royalty, dan sewa.
Berbagai jenis aset dapat bertambah karena penghasilan terdapat pada
penambahan kas, piutang dll. Atau juga berasal dari penyelesaian liabilitas, missal
entitas syariah memberikan barang dan jasa kepada kreditur untuk melunasi
pinjaman.
Beban, mencakup biaya
beban yg timbul dalam aktivitas entitas syariah, meliputi beban pokok
penjualan, beban gaji, penyusutan dll. Biasanya
berbentuk arus kas keluar, berkurangnya kas atau setara kas, persediaan, aset
tetap.
Hak pihak ketiga atas
bagi hasil, adalah bagian dari bagi hasil pemilik dana atas keuntungan dan
kerugian hasil investasi bersama entitas syariah.
Pengakuan unsur
laporan keuangan
Pos yg memenuhi
definisi suatu unsur harus diakui jika
a.
Memungkinkan manfaat ekonomi akan mengalir dari atau
kedalam entitas syariah
b.
Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yg dapat
diukur dengan andal.
Asset
diakui dalam laporan posisi keuangan jika memiliki manfaat ekonomi di masa
depan untuk lembaga keuangan dan asset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat diukur dengan andal. Asset tidak diakui dalam laporan posisi keuangan
jika pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak mungkin
mengalir ke dalam lembaga syariah setelah periode akuntansi berjalan.
Liabilitas
diakui dalam neraca jika kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal.
Dana
syirkah temporer diakui dalam neraca jika lembaga syariah memiliki kewajiban
untuk mengembalikan dana yang diterima melalui pengeluaran sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur
secara andal.
Penghasilan
diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi dimasa depan yang
berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur secara andal.
Beban
diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi masa depan yang
berkaitan dengan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan
dapat diukur dengan andal.
Pengukuran unsur
laporan keuangan
Adalah proses
penetapan jumlah uang untuk mengakui dan menasukkan setiap unsur laporan
keuangan dan laporan laba rugi komprehensif. Meskipun relevan untuk evaluasi
nilai aset, liabilitas dan dana syirkah temporer namun penggunaan konsep
pengukuran nilai realisasi atau penyelesaian tidak mudah diterapkan dalam
kondisi sekarang.
Komentar
Posting Komentar